MANAGING YOU
_____________________________________________
Author : @Esterong
Cast : ~Cho Kyuhyun,
~Song Hyejin
Genre:Romance
Author is Me (It also published in my private blog)
ANNOUNCEMENT : THIS IS JUST FAN FICTION!!! NOTHING IS REAL.
NOTHING IS EVER HAPPEN. IF YOU WANNA TAKE THIS, TAKE WITH FULL CREDIT.
ENJOY READING
)

*****
“Kyaaa, Hyejin! Lihat itu Cho Kyuhyun! Lihat Hyejin! Dia selalu
tampan seperti biasanya ya!” pekik Hamun yang sedari tadi memperhatikan
pria bernama Cho Kyuhyun dari jendela kelas kami. Cho Kyuhyun baru saja
melenggang masuk ke lapangan. Aku yang duduk dibelakangnya tidak
memberikan respon apapun karena menyalin PR saat ini lebih penting
daripada pria bernama Cho Kyuhyun itu.
“Omona Hyejin! Betapa perfectnya dia! Artis papan atas Korea Selatan!
Sejak usia belia sudah mengumpulkan banyak penghargaan musik. Memiliki
paras bak pangeran dari negeri dongeng, hati selembut malaikat, senyum
yang mampu menaklukan hati para gadis hanya dalam hitungan detik. Dia
sudah sangat tenar, tapi masih peduli dengan pendidikan. Buktinya dia
masih tercatat sebagai salah satu murid berprestasi di sekolah kita.
Aigoo! Hyejin beruntung sekali bisa sekelas dengannya! Bahkan duduk
disampingnya! Aigooo!!” celoteh Hamun panjang lebar dengan girang yang
lagi-lagi tak kuperdulikan.
“Hyejin, kenapa diam saja? Ngomong dong,” rengek Hamun yang membuatku terpaksa menghentikan kegiatanku sesaat.
Aku menatap Hamun dengan kesal. “Lalu kau mau aku bagaimana Hamun?
Heboh sepertimu? Maaf, tidak akan. Aku bukan penggemar ataupun antisnya.
Aku tak peduli dia mau begini atau begitu. Yang jelas untuk saat ini,
aku harus menyelesaikan pr ini sebelum sem datang,” jelasku pada Hamun.
Ya, memang siapa Kyuhyun itu sampai aku harus peduli padanya? Dia
hanya manusia biasa seperti aku, hanya saja nasibnya lebih beruntung.
“Omona, dingin sekali Hyejinku sayang ini,” celoteh Hamun sambil
menatapku dengan ekspresi kaget yang dibuat-buat. Menyebalkan memang
melihatnya sok imut, tapi itulah yang membuatku selalu tertawa saat
bersamanya.
“Yaa, Hamun ah, berhentilah melakukan aegyomu itu. Aku jadi ingin mencubitmu,” pintaku setengah bercanda.
“Araseo Hyejin sayang,” balas Hamun masih dengan gaya aegyonya. Aku
tak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa tertawa melihat tingkahnya. Aku
pun tersadar bahwa masih ada PR yang harus diselesaikan, sebelum sem
datang. Terpaksa aku harus kembali mengabaikan Hamun.
*****
Bel tanda istirahat baru saja dibunyikan. Seharusnya sebagai seorang
siswa, aku senang dengan hal ini, namun sejak aku sekelas dengannya, aku
jadi benci saat seperti ini. Saat kelasku menjadi sesak dan berisik
karena begitu banyak wanita yang datang berkunjung ke kelasku hanya
sekedar untuk berfoto dengan Cho Kyuhyun. Norak!
Namun yang membuatku lebih kesal lagi adalah, laki-laki itu tak
pernah mengatur fans-fansnya sehingga sangat menganggu orang lain,
termasuk aku. Terlalu sesak, sampai untuk keluar dari bangku saja tidak
bisa.
“Oppa, foto denganku ya,” ujar salah seorang gadis. Kalau tak salah
dia Hyeri, gadis yang populer di kalangan para lelaki, yang juga ketua
fanclub Cho Kyuhyun di sekolah ini.
“Maaf, aku tak bisa melakukan fan service selama di sekolah,” jawab
Kyuhyun ramah diiringi senyum yang biasa ia gunakan untuk membuat para
fangirlsnya pingsan seketika. Tapi gadis itu ternyata keras kepala juga.
“Aigo, ini bukan fanservice tapi friendservice. Arraseo?” sahut gadis
itu memaksa.
Aku yang memang mendapat posisi duduk di samping tempat duduk Kyuhyun
bisa melihat dengan jelas kalau ia terganggu. Ia tak mau difoto, namun
sepertinya ia tak kuasa menolak. Ia hanya bisa memberikan sebuah senyum
terpaksa.
“Sini biar kufotokan,” ujarku menawarkan diri. Hamun menarik lengan
bajuku, “Apa yang kau lakukan?!” desis Hamun panik yang hanya kubalas
dengan wink ‘tenang saja’. Tentu saja gadis itu tanpa ragu langsung
memberikan ponselnya padaku.
“Tapi habis ini kalian keluar dari kelas ini ya,” ujarku yang langsung
disetujui mereka. Aku pun segera mencari angle terbaik, yaitu kaki
mereka. Hamun yang berada dibelakangku hanya bisa menahan tawa melihat
hasil jepretanku.
“Selesai,” sahutku lalu memberikan kamera itu pada Hyeri yang sudah
sangat tidak sabar untuk melihat hasil jempretnya. Aku dapat melihat
perubahan raut wajahnya saat ia melihat hasil foto tadi dari kameranya.
“Yaa Song Hyejin!” pekik gadis itu sambil menatapku tajam. Namun itu
tak membuatku gentar sedikit pun, karena aku tak melakukan hal yang
salah.
“Kau sudah kufoto bersama Cho Kyuhyun. Sekarang, keluar dari
kelasku,” ujarku tenang namun tajam. Ia dan gadis yang lain hanya bisa
membalasku dengan tatapan ‘awas kau Song Hyejin!’ lalu pergi dari
kelasku.
“Hamun, kajja, akhirnya kita bisa keluar juga,” seruku pada Hamun
sambil mengajaknya keluar kelas. Namun saat aku diambang pintu, aku
mendengar namaku dipanggil.
“Hyejin sshi,” aku menoleh ke sumber suara dan ternyata Cho Kyuhyun lah yang memanggilku.
“Gamsahamnida,” ujarnya diiringi senyuman lembut mempesona, tapi entah mengapa aku tak menyukai senyuman itu.
“Untuk apa? Aku tak melakukan apa-apa untukmu,” jawabku singkat lalu melanjutkan langkahku yang sempat terhenti.
Sepanjang jalan menuju kantin, tak henti-hentinya Hamun mengomeliku
karena sikapku yang, -kata Hamun- terlalu dingin pada Kyuhyun.
“Habis dia menyebalkan,” jawabku jujur sebagai pembelaan
“Yang bisa ia lakukan hanya tersenyum. Seperti dibuat-buat. Aku tak suka itu,” imbuhku pada pembelaan diriku.
“Dia seperti menyiksa dirinya sendiri dengan berakting menjadi
seorang pria sempurna baik di film maupun di kehidupan nyata. Apa dia
tak lelah? Harusnya dia belajar untuk jadi dirinya sendiri,” jelasku
yang untuk beberapa saat tidak mendapat tanggapan apapun dari Hamun.
“Ada apa?” tanyaku pada Hamun yang menatapku dengan matanya yang sudah membesar dan mulutnya yang sudah terbuka setengah.
Hamun menutup mulutnya lalu meletakan tangannya dipundakku sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya. “Tak kusangka kau sangat perhatian pada
Kyuhyun, Hyejin. Jadi sebenarnya kau ini fansnya juga?” tanya Hamun yang
dengan cepat kusanggah.
“Ya! Hamun ah! Jangan berkata tidak-tidak!” gerutuku dan berlalu meninggalkan Hamun yang sudah membuatku sedikit kesal.
Aku fansnya? Aigo, bahkan pikiran untuk mengenalnya lebih jauh saja tak pernah terlintas diotakku.
*****
“Hyejin, kau mau uang?” tanya oppaku tanpa basa basi saat aku baru
saja pulang dari sekolah, tepat saat aku baru saja membuka kenop pintu
rumahku. Aku yang terlalu kaget hanya bisa menatapnya heran lalu
mengangguk.
“Baiklah, kalau begitu selama 1 bulan ini kau gantikan aku di tempat
kerjaku ya Hyejin,” ujar oppaku yang membuatku makin tak percaya.
“Nee??” pekikku menyuarakan rasa ‘tak percaya’ku. Selama ini yang
kutahu, oppa bekerja disebuah agensi, tapi aku tak tahu bekerja dibagian
mananya, bahkan aku tak tau di agensi apa dia bekerja. Dia
merahasiakannya dan aku juga tak sepenuhnya perduli.
“Pekerjaanmu sangat mudah. Kau hanya perlu datang ketempat ini,” ujar
oppaku sambil menyerahkan sebuah alamat apartemen beserta denah dan
sebuah kunci, “Lalu bereskan segala sesuatu yang kau anggap tak beres di
dalam apartemen itu,” lanjut oppaku yang membuatku makin bingung dengan
pekerjaannya yang sesungguhnya apa.
“Oppa, kau bukan seorang pembantu kan?” tanyaku ragu yang dibalas dengan jitakan “hangat” oleh oppaku.
“Pekerjaanku ini sangat elit tahu! Enak saja menyamakan dengan
pembantu. Kau justru harus berterima kasih padaku karena banyak gadis
diluar sana yang ingin sekali pekerjaan ini,” omel oppaku yang tak ingin
kubantah karena aku sudah lelah.
“Ingat! Mulai besok sepulang sekolah kau harus ke tempat ini,” ujar oppaku yang lebih terkesan memerintah. Dasar kejam.
“Arraseo!” balasku sambil berlalu meninggalkannya. Namun langkahku
terhenti saat aku mengingat sesuatu yang harusnya kupertanyakan dari
tadi. “Berapa gajiku?” tanyaku to the point.
Oppaku menatapku sambil menyunggingkan senyum simpul. “200.000 won +
bonus dariku,” ujar oppaku yang membuat tercengang. Dengan segera aku
menghampirinya lalu memeluknya
“Gomawo Oppa!!! Aku akan bersungguh-sungguh!!” pekikku kegirangan.
*****
“Hyejin ah, karoukean yuk,” ajak Hamun dan temanku yang lain.
Sesungguhnya, aku ingin sekali ikut menikmati masa mudaku bersama kalian
teman. Hanya saja selama sebulan ini, demi 200.000 won dan bonus dari
oppaku, aku akan bekerja.
“Mianhe, aku tak bisa,” jawabku lirih.
Karena sekolahku melarang kerja sambilan, sebaiknya sebelum mereka
bertanya lebih jauh, aku segera keluar dari kelas dan berjalan menuju
tempat yang sudah dituliskan oppaku.
Begitu aku tiba di kamar apartemen yang diberitahukan oppaku, mulutku
hanya bisa menganga saking takjub dengan apartemen yang terlalu
berkelas ini. Furnitur yang ada diruangan ini semuanya adalah merek
ternama. Dipikiranku hanya “Berapa biaya yang di keluarkan untuk membeli
apartemen ini?”
Namun pikiranku teralihkan saat seseorang memanggil nama oppaku.
“Joong Ki? Kaukah itu?” serunya. Suara seorang pria. Dan sepertinya aku
mengenal suara ini. Tapi siapa ya?
Namun pikiranku lagi-lagi teralihkan saat ada seorang pria keluar
dari salah satu kamar sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah dan
hanya dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya. Ini pertama kalinya
aku melihat seorang pria nyaris telanjang selain oppaku dan hal itu
membuatku mematung tak bisa berkutik, tak bisa berbicara.
“Yaa Joong Ki sshi, katanya kau mau ijin sebulan tapi kenapa kau…”
pria itu menghentikan kalimatnya saat ia sudah benar-benar menatapku
sekarang dan membuatku bisa menatapnya dengan jelas juga.
Mataku membesar, menyatakan ‘ketidak-percayaan’. Cho.. Kyuhyun?
Ia menatapku dengan mata yang juga sudah membesar lalu beralih
kebadannya. Ia menatapku, lalu kembali menatap badannya. Menatapku,
menatap badannya. Menatapku, menatap badannya…
“AAAAAAAAA!!!” teriak Kyuhyun sambil menutup dadanya. Namun kurasa
itu adalah pilihan yang salah karena handuk dibagian bawah tidak
memiliki pertahanan sehingga…
“KYAAAAAAAA!!!” teriakku ganti saat handuk itu, jatuh tanpa peringatan.
“KYAAAAAAAA!!!”
“AAAAAAAAAA!!!”
*****
Sunyi, berbanding terbalik dengan kondisi tadi. Tadi.. Arrggh! Aku
menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menghapus ingatan yang menjadi
sejarah paling kelam dalam hidupku. Aku menghela nafas panjang dan
membenamkan wajahku ke meja makan berkelas ini. Aku benar-benar
frustasi.
“Hei, makanlah,” ujar seseorang yang suaranya membuatku kembali mengingat hal tadi.
“Arrrrrgh!” geramku sambil menggeleng-geleng kepalaku untuk kesekian
kalinya dalam 5 menit terakhir. Ini sungguh membuatku tertekan. Aku
harus berhenti dari pekerjaan ini.
“Kyuhyun sshi,” panggilku yang membuatnya berhenti menyumpitkan nasi ke dalam mulutnya.
“I’m quit,” ujarku. Sunyi. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya.
“A- aku tak tahu apa hubunganmu dengan kakakku. Dia hanya menyuruhku
untuk membereskan apartemen ini selama sebulan dengan gaji 200.000 won.
Tapi sekarang aku berubah pikiran. Aku tak akan mengambil uangnya dan
kau boleh mencari orang lain,” terangku. Aku bangkit dari tempat dudukku
dan hendak berlalu meninggalkannya. Namun saat aku diambang pintu kamar
apartemennya, ia memanggilku.
“Hyejin sshi,” panggilnya. Namun suara ini terkesan beda. Ehm, suara
ini terdengar jernih, tegas, dan berani, membuatku tak berkutik saat ia
memanggilku.
“A-apa?” tanyaku ragu. Entah mengapa saat aku menatap matanya, aku
merasa gentar. Seperti bukan Song Hyejin yang biasanya, dan ia seperti
bukan Cho Kyuhyun yang biasanya.
“Kau tak boleh pergi dari tempat ini,” ujarnya
“Mwo?” tanyaku tak percaya dengan pendengaranku. Tapi saat ini aku
lebih tak percaya dengan penglihatanku. Kyuhyun yang selalu terlihat
lemah, ramah, dan lembut, sekarang terlihat seperti .. Evil. Sebuah evil
smirk tersungging jelas diwajahnya.
Dia berjalan mendekatiku, lalu menangkup wajahku dan hal itu terpaksa
membuatku mendongak karena dia lebih tinggi dariku. Ia menatapku lekat.
“Selama sebulan ini, kau adalah milikku, Song Hyejin. Dan kau tak
akan bisa kabur dariku,” ujarnya yang membuatku naik pitam dan
mendorongnya. Entah darimana aku dapat kekuatan itu.
“Maksudmu apa?!” tanyaku emosi
Kini ia berpindah tempat. Ia duduk di sova ruang tamunya yang
terlihat sangat empuk. “Jadi begini, Joong Ki oppamu, adalah managerku.
Ia mengurusku. Namun sebulan ke depan ia mengambil cuti tanpa bilang ke
agensi, karena agensi pasti tak akan memberikannya izin. Jadi ia
berjanji padaku akan mencari penggantinya, dan ternyata itu kau, Song
Hyejin. Aku sendiri baru tahu kalau kau ternyata adiknya Joong Ki,”
jelasnya. Ia terdiam sebentar sambil menyeringai padaku, “Tapi, kalau
kau keluar seenaknya begini, aku pasti kerepotan. Jadi aku harap kau
bisa bekerja sama ya, Hyejin sshi,” ujarnya
“Kalau aku menolak?” tanyaku menantang
“Aku akan melapor ke agensi dan resikonya kakakmu akan dipecat.
Bagaimana?” ujarnya sambil mengeluarkan sebuah ponsel dari kantongnya.
“Ja- jangan!” seruku yang membuatnya menyunggingkan sebuah senyum kemenangan.
“Bagus. Kalau begitu pulanglah,” ujarnya yang membuatku senang.
“Secepat ini?” tanyaku girang
Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiriku, “Nde, namun 1 jam lagi kau sudah harus disini,”
“Ndee???” pekikku makin tak percaya
“Aku menyuruhmu pulang untuk kemas-kemas. Karena selama sebulan ini
kau akan tinggal bersamaku disini Hyejin,” ujarnya sambil mencubit pelan
kedua pipiku diiringi sebuah senyum simpul yang menyebalkan.
*****
“Aku benci padamu, Kyuhyun. Aku benci padamu, Kyuhyun. Aku benci
padamu, Kyuhyun. Aku benci padamu. Aku benci padamu, Kyuhyun,” berulang
kali aku menggumankan kalimat itu, seperti membaca mantra, berharap Pria
bernama Cho Kyuhyun itu tidak pernah ada.
“Yaa! Kau kenapa Hyejin ah?” tanya Hamun bingung. Aku mengacak
rambutku frustasi dan beralih pada Hamun, “Argh! Cho Kyuhyunmu itu
ternyata sri..”
“Hai Hyejin!” panggil sebuah suara yang menenggelamkan suaraku.
Sebuah suara yang membuatku teringat akan hari-hari kelam yang akan
kujalani.
“Aku benci padamu, Kyuhyun,” hanya itu yang bisa kukatakan padanya.
Arrgh pria ini membuatku frustasi. Ia malah tertawa sambil merangkul
bahuku.
“Kau benar-benar lucu ya Hyejin,” ujarnya ramah diiringi senyum manis
yang mengkamuflase evil smirknya lalu berlalu meninggalkanku yang sudah
ditatap dengan ratusan pasang mata dari berbagai sudut.
Aku tahu sekarang. Ia melakukan hal ini untuk membalasku. Ia membuat semua gadis di sekolah ini membenciku.
“Kau dan Kyuhyun ada apa?” tanya Hamun bingung. Aku ingin
menceritakan yang sesungguhnya padanya namun kurasa itu hanya akan
membuat masalah ini makin bercabang. Jadi aku hanya bisa tersenyum dan
menggeleng, menyatakan kalau aku tidak apa-apa.
*****
“Jadwal hari ini khusus untuk recording Running Man di Lotte World.
Hanya itu,” ujarku setelah membaca agenda yang kemarin diberikan
kakakku. Semua jadwal Cho Kyuhyun selama sebulan sudah tersusun rapi.
“Lalu mengapa manager duduk di situ? Seharusnya manager kan yang menyetir?” tanyanya yang sudah duduk di bangku supir.
Aku menatapnya sinis. “Kau mau aku yang menyetir lalu kau kehilangan
wajah tampanmu akibat kecelakaan, atau bagaimana?” tanyaku sebal namun
ia hanya tertawa.
“Baiklah, kau beruntung sekali ya Hyejin bisa disupiri oleh supir
tampan sepertiku. Kita berangkat!” serunya sambil memasukkan gigi lalu
menginjak kopling.
Aku merebahkan badanku disandaran kursi. Aku menikmati angin AC yang
sepoi-sepoi meniup wajahku dan aku mengijinkan angin itu membuatku
tertidur.
Entah sudah berapa lama aku tidur, tiba-tiba aku terbangun. Aku
memegang dadaku dan mendapati jantungku masih berdetak sangat kencang.
Ya, ini karena mimpiku yang aneh. Aku bermimpi ada seorang pria yang
menciumku, tapi aku tak tahu siapa dia. Wajahnya tak tergambar jelas
dimimpiku.
“Yaa Hyejin! Sudah sampai!” seru seseorang. Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati Cho Kyuhyun duduk disampingku.
Ah iya, ternyata aku tertidur selama perjalanan menuju Lotte World.
“Ohmona, Running Man daebak! Ia bisa mengosongkan taman bermain!” pekikku kagum saat aku masuk ke dalam Lotte World.
“Kyuhyun sshi! Bolehkah aku main?” tanyaku tanpa sadar yang disambut
dengan tawa kecil oleh Kyuhyun. Aish, bodoh sekali, ia datang kesini
untuk kerja.
“Sudahlah. Tak jadi. Jangan dipikirkan,” desisku sebelum Kyuhyun sempat berkata apa-apa.
Syuting pun dimulai. Setelah 8 jam berlalu, semua terlihat lelah,
terutama Kyuhyun. Namun ia tenyata sangat profesional. Ia masih sanggup
untuk tersenyum pada semua kru setelah syuting ini berakhir.
*****
“Kyuhyun sshi, makanannya sudah ja..” kalimatku terputus saat aku
mendapati pria itu sudah tertidur dengan posisi duduk di sova bahkan
sebelum ia melepas sepatunya.
Aku menghampirinya, membaringkan badannya di sova itu. Melepaskan
sepatu dan dasinya agar ia lebih nyaman. Aku terduduk di lantai agar
posisi wajahnya sejajar denganku. Aku menatap lekat wajahnya. Menelusuri
lekuk wajahnya yang baru kusadari, memang sangat sempurna. Tapi diwajah
yang tak bercacat itu, tersirat jeritan ‘aku lelah’, yang untuk pertama
kali membuatku merasa kalau ia bukan pria yang beruntung.
Sikap Cho Kyuhyun saat di sekolah, atau di lingkungan pekerjaan,
sangat berbeda dengan sikapnya saat di rumah. Keharusan untuk menjaga
image pria perfect membuatnya harus menjadi orang lain meski ia sendiri
tak menginginkannya.
“Kau pasti lelah harus memakai topeng sebagai pria yang sempurna setiap saat,” gumanku tanpa sadar menyuarakan isi hatiku.
“Tapi saat bersamaku, kau boleh menjadi dirimu sendiri. Kau bebas
melakukan apapun yang kau mau,” ujarku lagi meski aku tahu ia tak
mendengar.
“Apapun yang aku mau?” sahutnya tiba-tiba yang membuatku sedikit terperanjat.
“A-aku yang membangunkanmu?” tanyaku gagap, sedikit merasa bersalah
“Tentu saja, aku mana bisa tidur kalau kau berbisik terus,” omelnya yang membuatku merasa bodoh.
“Tapi apa yang kau katakan tadi benar? Aku boleh melakukan apa saja?” tanyanya lagi yang kujawab dengan anggukan mantab.
“Kau tak akan marah?” tanyanya lagi dan sekali lagi aku mengangguk mantap.
Sekejap aku merasa waktu seakan berlalu begitu cepat. Saat ini aku
tak tahu apa yang terjadi pada otak Kyuhyun, tiba-tiba saja ia mencium
keningku, tersenyum penuh arti -meski aku tak tahu artinya apa- padaku,
dan langsung saja melenggang meninggalkanku yang masih mematung berusaha
mencerna apa yang baru saja terjadi.
Namun yang paling tidak kumengerti adalah diriku sendiri. Apa yang
terjadi padaku? Aku tak tahu. Yang kutahu dengan pasti hanya jantungku
yang berdebar kencang, dan parahnya semua itu disebabkan oleh Cho
Kyuhyun.
*****
“AAAAA!!!” teriakku.
Aku terjatuh dan segera melepas sepatuku. Yang kutemukan adalah
sepatuku sudah dipenuhi paku payung dan ada tulisan “Jangan dekati Cho
Kyuhyun”
Sialan. Siapa yang mengerjaiku sampai seperti ini? Aku mencoba
bangkit, namun kakiku tak berdaya. Aku terjatuh. Dan begitu yang terjadi
selama beberapa kali. Sedangkan orang-orang disekelilingku hanya
menatapku dengan tatapan heran, tak peduli, dan puas.
Aku ingin minta tolong pada Hamun namun ia belum datang. Aku hanya
bisa menghela nafasku untuk menghilangkan emosiku. Sekali lagi aku
mencoba untuk bangkit, namun tetap tidak bisa.
“Naik,” ujar sebuah suara yang sangat kukenal. Cho Kyuhyun.
Ia sudah berada disampingku sambil menawarkan punggungnya untuk
dinaiki. “Kalau aku menerima tawaranmu, sama saja seperti aku keluar
dari lubang harimau tapi masuk ke lubang singa,” ujarku
“Kalau begitu, mulai sekarang aku yang akan melindungimu. Kau percaya
padaku kan?” ujarnya sambil memberikanku senyuman lembut yang menghapus
semua ketakutan dan keraguanku. Aku naik ke punggung Kyuhyun dan
membiarkannya membawaku entah kemana.
“Siapapun yang berani menyakiti Hyejin, aku tak akan segan-segan
menghabisi kalian. Sekalipun kalian seorang wanita. Camkan itu,” ujar
Cho Kyuhyun yang membuatku takjub dan senang disaat yang bersamaan.
Selang beberapa detik kemudian bisik-bisik jelas terdengar
ditelingaku. Kyuhyun membawaku pergi diiringi berbagai jenis tatapan
mata. Ada yang menatapku benci dan ada yang menatap Kyuhyun heran. Namun
saat ini aku tak memperdulikan itu semua. Aku terlalu gembira dengan
perubahan pria ini.
“Wah, wah, wah, tuan muda Cho Kyuhyun sudah mengubah imejnya ya,”
sindirku berniat menggodanya namun ia hanya tertawa, tapi kali ini
adalah tawa yang tulus.
“Kira-kira besok bagaimana ya?” tanyanya padaku
“Mulai besok lakukanlah apa yang mau kau lakukan,”
“Apapun?”
“Ya, apapun,” ujarku sambil menyenderkan kepalaku dipundak sebelah kirinya.
“Hyejin,” panggil Kyuhyun yang membuatku menoleh kearahnya namun tiba-tiba bibirnya menempel tepat dibibirku.
Aku mematung, sedangkan ia malah tersenyum simpul, untung saja otakku
segera kembali bekerja. Tak segan-segan aku menjitak kepalanya. Tak
peduli meski ia harus operasi atau apa setelahnya.
“YAA! Itu ciuman pertamaku!” seruku kesal namun ia malah tertawa.
“Mianhe, itu ciuman keduamu,” balasnya yang tak kumengerti.
“Aku pernah tidak sengaja menciummu sewaktu kau tidur dalam
perjalanan ke Lotte World kemarin. Kau terlalu… manis,” ujarnya tulus
yang membuatku mati kutu karena malu dan senang disaat yang bersamaan.
*****
“Kajja, beres!” gumanku puas melihat hasil masakanku yang berjejer
dimeja ini. Aku berjalan menuju kamar Kyuhyun untuk mengajaknya makan
malam namun “Kyuhyun..” suaraku tenggelam saat aku mendengar Kyuhyun
sedang berbicara pada seseorang melalui ponselnya.
“Joong Ki, kapan kau akan pulang?” tanyanya. Ternyata ia sedang berbicara dengan oppaku
“Tak bisakah lebih cepat?” tanyanya yang membuat dadaku sedikit
merasakan sakit. Kenapa dia ingin oppa segera kembali? Apa ia tak mau
bersamaku.”Aku tak bisa lebih lama bersama Hyejin. Aku tak akan
mengekangnya lagi dengan jadwalku yang sangat banyak itu,” ujarnya
Hatiku mencelos mendengar percakapan itu. Air mataku sudah terkumpul
dipelupuk mataku. Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini? Padahal aku baru
saja menyadari kalau aku mencintainya. Cho Kyuhyun jahat.
*****
“Hyejin, kau kenapa?” tany Kyuhyun saat kami sedang menyantap sarapan pagi. Aku tak menjawab dan terus melakukan kegiatanku.
“Matamu bengkak,” ujarnya sambil menyentuh mata kananku namun aku menepisnya.
“Aku duluan,” ujarku sambil berlalu meninggalkannya. Aku membiarkan air mataku jatuh tanpa pertahanan.
“Kalau memang tak mencintaiku, jangan memberikanku harapan,” gumanku sambil sesengukan.
*****
“AAAA!” teriakku. Lagi-lagi paku payung. Apa tak puas dengan yang
sebelumnya? Kakiku sakit sekali, sampai untuk berdiri pun aku tak bisa.
Sama seperti hatiku. “Sakit,” rintihku sambil sesenggukan
“Hyejin, gwencana?” tanya Kyuhyun yang tiba-tiba saja muncul dengan raut muka khawatir diwajahnya.
“Naik,” perintahnya namun tak kuperdulikan
“Naik, Hyejin,” ujarnya sekali lagi
“Aku tak mau,” jawabku
“Kau apa-apaan sih? Cepat naik! Kau harus diobati!” bentaknya sambil menarik tanganku
“AKU TAK MAU!” teriakku sambil menepiskan tangannya. Air mata yang
sedari tadi tertahan kini sudah mengalir bersamaan dengan emosiku yang
tak stabil. “Kalau kau tak suka padaku, jangan membuatku berharap
seperti ini. Seenaknya saja berubah. Hari ini kau sangat baik padaku,
besoknya kau minta aku berhenti dari pekerjaanku,” ujarku sesenggukan
Kyuhyun menjentikkan jarinya, “Kau pasti mendengar percakapanku
dengan Joong Ki?” tanyanya sambil tersenyum padaku. “Kurasa kau salah
paham. Kajja,” ujarnya sambil memberikanku piggy back
*****
“Kenapa tiba-tiba memelukku?” tanyaku sedikit kesal
“Karena aku tak mau melepaskanmu,” ujarnya yang membuatku naik pitam dan mendorongnya.
“Jangan mempermainkan perasaanku! Katakan dengan jelas!” bentakku sambil menarik kerah bajunya
“Bukankah semua yang kulakukan padamu sudah cukup jelas mengambarkan
perasaanku? Aku yang memintamu menjadi menagerku, aku yang menciummu,
aku yang memberikan piggy back padamu,”
“Tu-tunggu, kenapa piggy backnya termasuk dalam hitungan bukti cintamu?” tanyaku bingung
“Hyejin ah, apa kau lupa aku artis papan atas korea selatan? Tubuhku
adalah asetku. Hanya orang yang kucintai saja boleh menaiki punggungku,”
ujarnya yang membuat memukulnya pelan.
“Intinya, aku mencintaimu,” ujarnya sambil menatapku lekat. Tak ada kepalsuan dimatanya
“Lalu mengapa kau minta oppaku untuk segera kembali? Mengapa kau minta oppaku untuk menghentikanku?” tanyaku masih sedikit kesal
“Aku tak mau kau bersamaku karena paksaan. Aku ingin kau bersamaku karena kau juga ingin, Hyejin,” ujarnya
“Harusnya kau bilang itu dari awal,” gerutuku sambil memeluknya
“Mianhe,” ujarnya
“Oia Hyejin, aku bukan tipe orang yang mudah melepaskan apa yang
sudah kudapat. Jadi aku tak akan melepaskanmu meskipun kau ingin.
Arrachi?”
*****
Aku menjinjit untuk mengambil cangkir yang ada di lemari atas dapur
tuan Cho ini. Nyaris saja aku terjatuh kalau Kyuhyun tak tiba-tiba
muncul dibelakangku.
“Kalau tak bisa, panggil aku, sayang,” ujarnya sambil memberikan cangkir itu padaku
“Kau tadi sedang tidur, aku tak tega membangunkannya,” ujarku sambil membuat kopi untuknya.
“Aigo, baik sekali Hyejin-ku ini,” ujarnya sambil memeluk dari belakang
“Yaa, Kyuhyun aah, kalau begini aku tak bisa bergerak,”
“Kalau begitu berikan aku morning kiss dulu,” ujarnya sambil memutar badanku.
Kini kami sudah berhadapan dan ia sudah mengunciku dengan tangannya yang berada dikanan kiriku. Wajahnya sudah sangat dekat……
“Yaa! Kyuhyun ah!” teriak seseorang yang kukenal suaranya sebagai suara oppa.
“Kyuhyun ah, lepaskan aku. Oppa datang,”
“Kenapa? Kau kan pacarku,” ujarnya sambil mencium bibirku
“Kyuhyun ah, kenapa ada sepatu Hyejin ya di depan?”
“Yaa Cho Kyuhyun! Apa yang kau lakukan pada adikku!!?!?!!!”
END
No comments:
Post a Comment